I.
Judul
Percobaan : PERUBAHAN PADA PEMBAKARAN
LILIN
II.
Tujuan
Percobaan :
1.
Untuk mengidentifikasikan perubahan fisika pada
pembakaran lilin
2.
Untuk mengidentifikasikan perubahan kimia pada
pembakaran lilin
3.
Untuk membuktikan Hukum Kekekalan Massa pada reaksi kimia
pembakaran lilin
III.
Dasar Teori :
A.
Definisi
Lilin
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri
dari sumbu yang diselimuti oleh bahan
bakar padat. Sebelum abad
ke-19, bahan bakar yang digunakan biasanya adalah lemak sapi (yang banyak
mengandung asam
stearat). Sekarang yang biasanya digunakan
adalah parafin. Paraffin
adalah campuran hidrokarbon dari Alkane (ikatan rantai molekul atom karbon
dan atom hidrogen yang panjang), bahan yang kita jumpai dalam minyak bumi.
Seperti tersirat dalam namanya, molekul-molekul hidrokarbon hanya terdiri dari
atas atom-atom hidrogen dan atom-atom karbon. Dengan
menyebarnya penerangan listrik, saat ini lilin lebih banyak digunakan untuk keperluan lain, misalnya
dalam upacara agama, perayaan ulang
tahun, pewangi ruangan, dan sebagainya.
Lilin
tidak dapat bengkok tapi patah. Kerapuhan atau kegetasan tersebut
merupakan salah satu ciri yang
menggambarkan lilin. Selain itu, warna dan
bentuknya juga merupakan penggambaran lilin. Ciri suatu materi yang dapat
diamati tanpa merubah zat-zat yang menyusun materi tersebut disebut
sifat fisika. Contoh-contoh sifat fisika adalah warna, bentuk, ukuran,
kepadatan, titik lebur dan titik didih.
B.
Perubahan
Wujud Zat
Perubahan wujud zat terbagi atas perubahan fisika dan
perubahan kimia:
1.
Perubahan
Fisika
Perubahan
fisika adalah perubahan
suatu zat tanpa menghasilkan zat baru. Perubahan fisika dapat terjadi karena
adanya perubahan wujud, pelarutan, adanya perubahan bentuk, dan aliran
energi. Perubahan Fisika karena perubahan wujud setiap materi yang berubah wujud karena pengaruh pemanasan
akan mempunyai sifat yang sama. Materi tersebut juga dapat
dikembalikan ke sifatnya semula. Perubahan fisika
karena perubahan wujud adalah pelelehan, peleburan, pencairan,
penguapan, pengembunan, pembekuan, penyubliman, dan terdeposisi. Contoh-contoh perubahan Fisika karena perubahan wujud dalam kehidupan sehari-hari adalah
sebagai berikut:
Perubahan
Wujud
|
Contoh
|
Pelelehan / peleburan
|
Lilin meleleh, karet meleleh, peleburan besi, peleburan
aluminium.
|
Pencairan
|
Es mencair, salju mencair.
|
Penguapan
|
Air laut menguap, eter menguap, minyak kayu putih
menguap.
|
Pengembunan
|
Uap air mengembun
|
Pembekuan
|
Air membeku, minyak membeku, agar-agar membeku.
|
Penyubliman
|
Es kering berubah menjadi gas, mentol padat menyublim menjadi uap,
kapur barus menyublim.
|
2.
Perubahan Kimia
Perubahan
kimia adalah perubahan suatu zat yang menghasilkan zat baru yang berbeda dengan
sifat zat asalnya. Perubahan kimia juga disebut perubahan wujud yang terjadi
karena reaksi kimia. Perubahan kimia dapat terjadi karena adanya pembakaran,
pengaratan, pembusukan, fermentasi, pemasakan, fotosintesis, dan
pengenziman.
Contoh-contoh perubahan kimia dalam kehidupan sehari-hari adalah:
·
Minyak goreng yeng telah teroksidasi dan menjadi tengik
·
Besi yang ditaruh di tanah menjadi berkarat
·
Kayu yang dibakar untuk memasak
·
Barang-barang yang telah kadaluwarsa
·
Kertas yang dibakar menjadi abu, dan lain-lain.
Yang perlu digaris bawahi dalam perubahan kimia (reaksi
kimia), massa zat tidak pernah berubah (tetap).
C.
Kapilaritas
Gaya Kohesi merupakan gaya tarik menarik
antara molekul dalam zat yang sejenis, sedangkan gaya tarik menarik antara
molekul zat yang tidak sejenis dinamakan Gaya
Adhesi. Misalnya kita tuangkan air dalam sebuah gelas. Kohesi terjadi ketika molekul air
saling tarik menarik, sedangkan adhesi terjadi
ketika molekul air dan molekul gelas saling tarik menarik.
Kapilaritas adalah meresapnya zat cair melalui celah-celah
sempit atau pipa rambut yang disering disebut sebagai pipa kapiler. Gejala ini
disebabkan karena adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair dan dinding
celah tersebut. Zat cair yang dapat membasahi dinding kaca pipa kapiler
memiliki gaya adhesi antara pipa kapiler dengan dinding pipa kapiler lebih
besar. Sedangkan zat cair yang tidak membasahi dinding kaca pipa kapiler
memilki gaya kohesi yang lebih besar. Hal ini akan mempengaruhi tinggi
rendahnya permukaan zat cair pada pipa kapiler.
Contoh kapilaritas dalam kehidupan
sehari-hari:
1. Menyebabnya air yang
menetes di ujung kain
2. Minyak tanah naik melalui sumbu kompor
3. Air meresap ke atas tembok
4. Naiknya air melalui akar pada tumbuhan
5. Menyebarnya tinta di permukaan kertas
2. Minyak tanah naik melalui sumbu kompor
3. Air meresap ke atas tembok
4. Naiknya air melalui akar pada tumbuhan
5. Menyebarnya tinta di permukaan kertas
D.
Hukum
Kekekalan Massa
Hukum Kekekalan Massa dikemukakan
oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) yang berbunyi: ”Dalam suatu reaksi, massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama”, dengan kata lain massa tidak dapat diciptakan dan
tidak dapat dimusnahkan. Artinya selama reaksi terjadi tidak ada atom-atom
pereaksi dan hasil reaksi yang hilang.
Pernyataan
yang umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah
massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa produk.
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia, teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida.
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia, teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida.
Berdasarkan
ilmu relativitas spesial, kekekalan massa adalah pernyataan dari kekekalan
energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu
sistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi, dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetik/energi
potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi
berhubungan, dalam suatu sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam
jumlah yang sangat sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun demikian,
dalam hampir seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan energi, hukum
kekekalan massa dapat digunakan karena massa yang berubah sangatlah sedikit.
Hukum
kekekalan massa dapat terlihat pada reaksi pembentukan hidrogen dan
oksigen dari air. Bila hidrogen dan oksigen dibentuk dari 36 g air, maka bila
reaksi berlangsung hingga seluruh air habis, akan diperoleh massa campuran
produk hidrogen dan oksigen sebesar 36 g. Bila reaksi masih menyisakan air,
maka massa campuran hidrogen, oksigen dan air yang tidak bereaksi tetap sebesar
36 g.
Begitu juga
kalau kita membakar kayu misalnya kayu korek api. Berlaku juga hukum
kekekalan massa. Memang setelah kayu terbakar akan menjadi abu. Namun yang
perlu anda ketahui adalah bahwa selain abu, pada pembakaran kayu juga
dihasilkan karbondioksida, asap dan uap air. Karbondioksida dan uap air tidak
tampak oleh mata karena berwujud gas. Jika ditimbang ulang maka:
massa kayu + masa oksigen = masa abu
+ massa karbondioksida + massa uap air
+ massa asap
IV.
Alat dan
Bahan :
a.
Alat
Alat
|
Jumlah
|
Pengaris
|
1
|
Piring
|
|
Stopwatch
|
1
|
Korek api
|
1
|
Kamera
|
1
|
b.
Bahan
Bahan
|
Jumlah
|
Lilin
|
1 batang
|
V.
Cara Kerja :
1. Pertama- tama lilin ditimbang
menggunakan neraca digitlal
2. Lilin dibakar menggunakan
korek api, kemudian diletakan diatas
piring
3. Perubahan lilin diamati secara kualitatif dan kuantitatif (sebelum,
saat, dan sesudah pembakaran), kemudian
dicatat hasil pengamatannya.
VI.
Hasil
Pengamatan :
a.
Hasil Pengamatan Lilin Sebelum Dibakar
Kualitatif
|
Indera
|
•
Warna lilin putih
• Warna sumbu lilin putih
• Lilin tidak berbau
• Permukaan lilin halus
• Bentuk lilin silinder
teratur dengan bagian atas kerucut
|
Mata
Mata
Hidung
Kulit
Mata
|
Kuantitatif
|
Alat ukur
|
•
Tinggi lilin 16 cm
•
Tinggi sumbu lilin 17 cm
•
Diameter lilin 1,8 cm
•
Berat lilin sebelum dibakar 40,19 gram
|
Penggaris
Penggaris
Penggaris
Neraca
|
b.
Hasil Pengamatan Lilin Saat Dibakar
Kualitatif
|
Indera
|
•
Warna lilin tetap putih
• Warna sumbu yang sedang
terbakar hitam
• Bagian ujung sumbu yang
sedang terbakar menyala seperti bara
• Pembakaran lilin
menghasilkan cahaya
• Api bagian atas berwarna kuning dan api bagian bawah
berwarna biru
• Beberapa saat setelah mulai
dibakar lilin mulai meleleh
• Lelehan lilin panas
• Lelehan lilin yang masih
panas bening
• Udara disekitar api panas
|
Mata
Mata
Mata
Mata
Mata
Mata
Kulit
Mata
Kulit
|
Kuantitatif
|
Alat ukur
|
•
Panjang api 3 cm
•
Bagian kerucut lilin mulai hilang pada saat pembakaran pada
menit ke – 6
•
Pada menit ke – 10 tinggi lilin 14,2 cm
•
Pada menit ke – 20 tinggi lilin 13 cm
•
Pada menit ke – 60 tinggi lilin 5 cm
|
Penggaris
Stopwatch
Penggaris
Penggaris
Penggaris
|
c.
Hasil Pengamatan Lilin Sesudah Dibakar
Kualitatif
|
Indera
|
•
Sesaat setelah api dimatikan tercium bau gosong yang
menyengat
•
Sesaat setelah api dimatikan dari sumbu lilin mengeluarkan
asap berwarna hitam
•
Warna lilin tetap putih
•
Warna sumbu lilin bekas terbakar hitam
•
Bentuk lilin menjadi tidak beraturan
•
Permukaan lilin kasar
|
Hidung
Mata
Mata
Mata
Kulit
|
Kuantitatif
|
Alat ukur
|
•
Panjang lilin 5 cm
•
Panjang sumbu lilin 6 cm
•
Berat lilin setelah dibakar 19,71 gram
|
Penggaris
Penggaris
Neraca
|
VII.
Pembahasan
Hasil pengamatan lilin sebelum dibakar,
terlihat warna
lilin putih (indera mata), warna sumbu lilin putih (indera mata) , lilin tidak berbau (indera
hidung), bentuk
lilin silinder teratur dengan bagian atas kerucut (indera mata), dan permukaan lilin halus (indera
kulit), ini adalah data secara kualitatif. Sedangkan data kuntitatif diperoleh
tinggi lilin 16
cm,
tinggi sumbu
lilin 17 cm dan diameter
lilin 1,8 cm (penggaris) dan berat lilin 40,19 gram. Untuk hasil pengamatan lilin saat dibakar,
terlihat bagian
ujung sumbu yang sedang terbakar menyala seperti bara, lilin menghasilkan cahaya, api bagian atas berwarna kuning dan api bagian bawah berwarna
biru dan beberapa saat setelah dibakar lilin kemudian meleleh, ini adalah
data secara kualitatif. Sedangkan data kuantitatif diperoleh panjang api 3 cm, bagian kerucut lilin mulai
hilang pada saat pembakaran pada menit ke – 6, pada menit ke – 10 tinggi lilin 14,2
cm,
pada menit ke –
20 tinggi lilin 13 cm dan pada menit ke – 60 tinggi lilin 5 cm.
Untuk hasil pengamatan lilin sesudah
dibakar, terlihat sesaat setelah api dimatikan tercium
bau gosong yang menyengat dan sumbu lilin mengeluarkan asap berwarna
hitam, warna
lilin tetap putih, warna sumbu lilin bekas terbakar hitam dan bentuk lilin menjadi tidak beraturan, ini adalah
data secara kualitatif. Sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh panjang lilin 5 cm , panjang sumbu lilin 6 cm dan berat lilin
19,71 gram.
Pada percobaan ini, bahan lilin
dibuat dari paraffin, yakni campuran hidrokarbon dari Alkane (ikatan rantai molekul atom
karbon dan atom hidrogen yang panjang), bahan yang kita jumpai dalam minyak bumi. Seperti
tersirat dalam namanya, molekul-molekul hidrokarbon hanya terdiri atas
atom-atom hidrogen dan atom-atom karbon.
Prinsip
pada lilin sama
dengan kompor, lilin adalah bahan bakar yang terbuat dari metana (CH4)
atau paraffin (paraffin wax). Begitu sumbu lilin menyala, paraffin
wax akan mencair. Dengan efek kapilaritas cairan wax akan ditransportasi naik ke
atas melalui sumbu ke nyala api. Panas api menyebabkan cairan wax menguap dan selanjutnya
akan bercampur dengan oksigen sehingga terjadi proses pembakaran.
Dalam proses
pembakaran tersebut akan dihasilkan gas hasil pembakaran yang panas yaitu CO2, CO, H20. Gas hasil pembakaran ini
memiliki massa jenis
yang lebih ringan dari udara sekitarnya (udara yang panas akan lebih ringan
dari udara yang dingin). Perbedaan temperatur udara ini menyebabkan terjadinya
perbedaan tekanan udara, sehingga gas hasil pembakaran yang panas akan mengalir
ke atas
(konveksi) dan udara dingin di bawahnya akan ditarik (dihisap).
Ketika
diamati pada saat lilin dibakar, lilin menghasilkan cahaya dengan nyala api lilin
berwarna kuning, hal tersebut dikarenakan kadar oksigen yang tersedia untuk menyalakan bahan bakar.
Oksigen yang banyak menyebabkan nyala berwarna biru, sedangkan oksigen yang
terbatas menyebabkan nyala berwarna kuning. Hal tersebut juga disebabkan nyala lilin
tidak bisa mendapatkan oksigen yang diperlukannya jika hanya mengambil udara di
sekitarnya.Udara di sekitarlilin, yang sebetulnya kaya dengan oksigen, ternyata
tidak sanggup mengalir cukup cepat untuk mengimbangi semua paraffin (bahan pembentuk
lilin) yang meleleh dan menguap yang siap untuk dibakar.
Sementara
itu, di bawah pengaruh panas, sebagian paraffin yang tidak terbakar terurai menjadi
partikel-partikel karbon yang sangat kecil. Partikel-partikel ini, karena panas
dari pembakaran, menjadi berpendar, membara dengan cahaya berwarna kuning benderang. Maka itulah sebabnya
nyala lilin berwarna kuning. Ketika partikel-partikel karbon yang berpendar mencapai
bagian puncak nyala, hampir semuanya mendapatkan oksigen yang memadai untuk ikut
terbakar juga.
Selain
nyala api di atas berwarna kuning, dapat terlihat juga api di bawah berwarna biru.
Hal itu terjadi karena pada proses konveksi gas hasil pembakaran (warna kuning=panas) naik keatas sedangkan
udara segar atau oksigen
ditarik dari bawah (warna biru=dingin). Konveksi ini menimbulkan efek, yang
dikenal dengan nama efek chimney
(efek cerobong). Efek ini menyebabkan nyala api dapat dipasok terus menerus
dengan udara baru, sehingga proses pembakaran dapat terus berlangsung. Ini semua tentunya berlaku
bagi semua proses pembakaran yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi (gaya tarik bumi).
Untuk keadaan lilin setelah dibakar,
sesaat setelah
api dimatikan tercium bau gosong yang menyengat dan dari sumbu lilin mengeluarkan asap
berwarna hitam. Bau yang menyengat dan asap berwarna hitam tersebut dikarenkan ada
unsur karbon pada reaksi pembakaran. Warna lilin tetap putih sedangkan sumbu lilin bekas terbakar berwarna hitam. Bentuk lilin menjadi tidak
teratur dan permukaan
lilin kasar, terlihat jelas bentuk lilin berubah dari silinder menjadi tidak beraturan,
dalam hal ini adalah perubahan fisika.
Berdasarkan Hukum Kekekalan Massa, dalam suatu reaksi massa zat
sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Hal tersebut juga terjadi pada reaksi
pembakaran lilin ini, awalnya diketahui massa lilin sebelum dibakar adalah
40,19 gram dan
kemudian massa lilin sesudah dibakar adalah 19,71 gram. Setelah lilin terbakar akan meleleh
sehingga massanya pun berkurang. Namun pada pembakaran lilin juga dihasilkan
karbondioksida, asap dan uap air. Pada proses pembakaran, paduan karbon
dan oksigen menjadi karbondioksida, sedangkan paduan hidrogen dan oksigen
menjadi air (mungkin tidak harus
semuanya). Kedua produk ini berwujud gas pada suhu bakar, jadi semuanya
terbang ke udara. Jika ditimbang
ulang maka:
massa lilin + masa oksigen = massa lelehan + massa karbondioksida
+ massa uap air + massa asap.
40,19 gram = 40,19 gram
Reaksi yang terjadi:
2CH4 + 7/2O2(g) CO2(g) + CO(g) + 4H2O(l)
VIII.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ini dapat disimpulkan, di
antaranya:
1.
Perubahan fisika adalah perubahan yang bersifat sementara dan tidak
menghasilkan zat baru. Perubahan fisika pada pembakaran lilin adalah
perubahan wujud lilin dari padat menjadi cair dan kembali padat, serta
perubahan bentuk dari silinder menjadi tak baraturan.
2.
Perubahan kimia adalah
perubahan yang bersifat kekal dan menghasilkan zat baru. Perubahan
kimia pada pembakaran lilin adalah lilin dapat menghasilkan cahaya dan lilin yang dibakar menghasilkan asap. Reaksi
tersebut menghasilkan gas hasil pembakaran yang
panas yaitu CO2,
CO, H20 dan semuanya
terbang ke udara.
3.
Hukum Kekekalan Massa berlaku dalam reaksi pembakaran
lilin, karena massa sebelum dan sesudah reaksi jika ditimbang ulang menghasilkan:
massa lilin + masa oksigen = massa lelehan
+ massa karbondioksida + massa uap air
+ massa asap.
40,19 gram = 40,19 gram
DAFTAR
PUSTAKA
Chang,
Raymond. 2003. General Chemistry: The
Essential Concepts. Erlangga: Jakarta
Petrucci, Ralph H.1987. Kimia Dasar Prinsip dan
Terapan Modern Jilid 2. Erlangga: Jakarta.
Syukri S, 1999. Kimia
Dasar 2. ITB: Bandung
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
lengkap banget infonya kak
BalasHapusmyaxisnet