I.
Judul
Percobaan : KROMATOGRAFI
KERTAS
II.
Tujuan
Percobaan :
1.
Melakukan percobaan
dengan metode kromatografi kertas
2.
Mengetahui asas dari
percobaan kromatografi kertas
3.
Mengetahui
kelarutan dan daya serap pewarna sintetik pada tinta
4.
Mengetahui perbedaan kelarutan dan daya serap pewarna alami dan
dan pewarna sintetik pada saus bermerek dan saus jajanan
III.
Dasar
Teori :
A. Kromatografi
Kromatografi
ditemukan oleh Michael Tswett,
seorang ahli botani di Universiti Warsaw (Polandia), pada tahun 1906.
Kata kromatografi berasal
dari pada perkataan Yunani "warna" dan "tulis." Kromatografi adalah metode yang digunakan untuk
memisahkan komponen dalam sampel, dimana komponen tersebut didistribusikan
diantara dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam berupa padatan atau
cair yang dilapiskan pada padatan atau gel. Pada pemisahan ini senyawa-senyawa
yang akan dipisahkan ditempatkan dalam sistem yang bergerak mengalir melalui
suatu sistem yang diam, dan selama pengaliran fasa gerak akan terjadi pelarutan, adsorpsi dan penguapan.
Pada prinsipnya semua
cara pemisahan kromatografi mengalami proses yang sama yaitu adanya distribusi
komponen-komponen dalam fasa diam dan fasa gerak dengan memanfaatkan
perbedaan-perbedaan sifat-sifat fisik komponen yang akan dipisahkan (Mulja,
1995). Perbedaaan sifat tersebut di
antaranya
:
•
Kelarutan yang
berbeda terhadap suatu pelarut
•
Sifat untuk
bertaut (adsorpsi) yang berbeda satu sama lain dengan suatu serbuk bahan padat
•
Sifat dapat
menguap pada temperatur yang berbeda satu sama lain
Berdasarkan asas
terjadinya proses pemisahan maka kromatografi dibedakan menjadi 4, yaitu :
a.
Kromatografi dengan asas adsorpsi
Kromatografi jenis
ini menggunakan fasa diam padat dan fasa gerak cair atau gas. Pemisahan
komponen-komponennya akan sangat bergantung pada perbedaan polaritas
molekul-molekul yang akan dipisahkan.
b.
Kromatografi dengan asas partisi
Kromatografi jenis
ini memakai fasa diam cair dan fasa gerak cair. Pemisahan komponen-komponen
akan sangat tergantung pada perbedaan Kd (Koefisien distribusi) molekul-molekul
yang dipisahkan.
c.
Kromatografi dengan asas filtrasi
Kromatografi jenis
ini memakai fasa padat yang mempunyai sifat filtrasi terhadap komponen yang
mempunyai massa molekul relatif (Mr) yang tinggi dan fasa padat tersebut
dimiliki oleh gel atau sejenisnya sedangkan fasa geraknya adalah cairan. Kromatografi
dengan dasar filtrasi ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan bentuk (struktur
dan ukuran molekul).
d.
Kromatografi dengan asas suhu kritik.
Pada dasarnya
merupakan pengembangan dari kromatografi gas, sebagai fasa mobil dipakai CO2
dalam keadaan superkritik.
Secara teori, pemisahan kromatografi yang paling baik akan diperoleh jika
fase diam mempunyai luas permukaan sebesar-besarnya sehingga terjadi
keseimbangan yang baik antara fase gerak dan fase diam. Persyaratan kedua agar
pemisahan baik adalah fase gerak bergerak dengan cepat sehingga difusi yang
terjadi sekecil-kecilnya. Untuk memperoleh permukaan fase diam yang luas, maka
penjerap atau fase diam harus berupa serbuk halus. Sedangkan untuk memaksa fase
gerak bergerak cepat melalui fase diam yang berupa serbuk halus, harus
digunakan tekanan tinggi. Persyaratan tersebut menghasilkan teknik high
pressure liquid chromatography, yang selanjutnya lebih dikenal sebagai high
performance liquid chromatography (HPLC) atau kromatografi cair kinerja
tinggi (Gritter et al., 1991).
Kromatografi
kertas
Mekanisme pemisahan
dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada kromatografi
kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa.
Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung
dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang
mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Bisa menggunakan:
air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.
Kromatografi kertas diterapkan untuk
analisis campuran asam amino dengan sukses besar. Karena asam amino memiliki
sifat yang sangat mirip, dan asam-asam amino larut dalam air dan tidak mudah
menguap (tidak mungkin didistilasi), pemisahan asam amino adalah masalah paling
sukar yang dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan
kromatografi kertas merupakan berita sangat baik bagi mereka.
Kimiawan Inggris Richard Laurence
Millington Synge (1914-1994) adalah orang pertama yang menggunakan metoda
analisis asam amino dengan kromatografi kertas. Saat campuran asam amino
menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada fenomena kapiler, partisi
asam amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang teradsorbsi pada selulosa
berlangsung berulang-ulang. Ketiak pelarut mencapai ujung atas kertas proses
dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang jarak
tertentu. Dari nilai Rf, masing-masing asam amino diidentifikasi.
Jenis
Kromatografi Kertas
1.
Kromatografi kertas satu arah
Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang
sangat seragam. Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Sampel
tinta diteteskan pada garis dasar pinsil pada selembar kromatografi kertas.
Beberapa pewarna larut dalam jumlah yang minimum dalam pelarut yang sesuai, dan
itu juga di teteskan pada garis yang sama.
Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis
pelarut atau campuran pelarut yang sesuai didalamnya. Perlu diperhatikan bahwa
batas pelarut berada dibawah garis pada bercak diatasnya. Kadang-kadang kertas
hanya digulungkan secara bebas pada silinder dan diikatkan dengan klip kertas
pada bagian atas dan bawah. Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri
pada bawah wadah. Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa
astmosfer dalam gelas kimia terjenuhkan denga uap pelarut. Penjenuhan udara
dalam gelas kimia dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan
pergerakan pelarut pada kertas.
2.
Kromatografi kertas dua arah
Kromatografi kertas dua arah dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah
pemisahan substansi yang memiliki nilai Rf yang
sangat serupa. Waktu ini kromatogram dibuat dari bercak tunggal dari campuran
yang ditempatkan ke depan dari garis dasar. Kromatogram ditempatkan dalam
sebuah pelarut sebelum dan sesudah sampai pelarut mendekati bagian atas kertas.
Sangat
menarik untuk mencoba menjelaskan kromatografi kertas dalam kerangka bahwa
senyawa-senyawa berbeda diserap pada tingkatan yang berbeda pada permukaan
kertas. Dengan kata lain, akan baik menggunakan beberapa penjelasan untuk
kromatografi lapis tipis dan kertas. Kompleksitas timbul karena serat-serat
selulosa beratraksi dengan uap air dari atmosfer sebagaimana halnya air yang
timbul pada saat pembuatan kertas. Kertas sebagai serat-serat selulosa dengan
lapisan yang sangat tipis dari molekul-molekul air yang berikatan pada
permukaan.Interaksi ini dengan air merupakan efek yang sangat penting selama
pengerjaan kromatografi kertas.
B. Pembagian
Pewarna
Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang
dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Pewarna digunakan
dalam makanan untuk :
1.
Memperbaiki penampakan dari makanan yang warnanya
memudar karena pemanasan.
2.
Memperoleh warna yang seragam pada makanan yang warna
alaminya tidak seragam.
3.
Memperoleh warna yang lebih tua dari aslinya.
4.
Memperoleh penampakan yang lebih menarik selama
penyimpanan.
5.
Sebagai indikator visual untuk kualitas.
6. Mempertahankan
warna yang memudar karena sinar matahari.
Pewarna Makanan
Alami
Pewarna alami adalah
zat warna alami (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau dari
sumber-sumber mineral. Zat warna ini telah digunakan sejak dahulu dan umumnya
dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis, seperti annato sebagai sumber
warna kuning alamiah bagi berbagai jenis makanan begitu juga karoten dan
klorofil. Pada daftar FDA, pewarna alami dan pewarna identik alami tergolong
dalam uncertified color additives karena tidak memerlukan sertifikat
kemurnian kimiawi.
Bahan
pewarna alami yang banyak digunakan antara lain sebagai berikut:
1. Daun
suji mengandung zat warna klorofil untuk memberi warna hijau menawan, misalnya
pada dadar gulung, kue bika, atau kue pisang.
2. Kunyit
(Curcuma domestica) mengandung zat warna kurkumin untuk memberi warna kuning
pada makanan, misalnya tahu, bumbu Bali, atau nasi kuning. Selain itu, kunyit
dapat mengawetkan makanan.
3. Cabai
merah, selain memberi rasa pedas, juga menghasilkan zat warna kapxantin yang menjadikan
warna merah pada makanan, misalnya rendang daging atau sambal goreng.
4. Gula
merah, selain sebagai pemanis juga memberikan warna cokelat pada makanan,
misalnya pada bubur dan dodol. Selain contoh di atas, beberapa buah-buahan juga
dapat menjadi bahan pewarna alami, misalnya anggur menghasilkan warna ungu,
stroberi warna merah, dan tomat warna oranye.
Untuk
pewarna makanan digolongkan berdasarkan kelarutannya dalam air. Berdasarkan
sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dikelompokkan menjadi dye dan lake. Dye
merupakan zat pewarna makanan yang umum larut dalam air. Dye biasanya dijual di
pasaran dalam bentuk serbuk, butiran, pasta atau cairan. Pewarna jenis ini
biasanya digunakan untuk mewarnai minuman berkarbonat, minuman ringan, roti,
kue-kue produk susu, pembungkus sosis, dan lain-lain. Lake merupakan gabungan
antara zat warna dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu. Karena
sifatnya yang tidak larut dalam air maka zat warna kelompok ini cocok untuk
mewarnai produk-produk
yang tidak boleh terkena air atau produk yang mengandung lemak dan minyak. Pigmen pewarna Lake FD dan C pigmen
pewarna lake telah membantu untuk membuat makanan baru dengan tepat dengan
menyelesaikan masalah-masalah warna ketika warna terlarut (dapat larut) tidak
memuaskan. Pada makanan instan, dan campuran saus, minuman sarapan, dan
campuran kombinasi kue dan kue kering dari lake dan dyes digunakan.
Masing-masing menampilkan fungsi tertentu. Pewarna lake juga
digunakan dalam produk permen tablet dengan pengeringan pertama kali,
menghaluskan gula, rasa, dan pigemn warna dan memadatkan campuran.
Pewarna
Sintetis
Pewarna
buatan untuk makanan diperoleh melalui proses sintesis kimia buatan yang
mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari bahan yang mengandung pewarna alami
melalui ekstraksi secara kimiawi. Beberapa contoh pewarna buatan yaitu :
-Warna
kuning : tartrazine, sunset yellow, metanil yallow
-Warna
merah : allura, eritrosin, amaranth, rodamin B
-Warna
biru :
biru berliant
Di antara beberapa bahan
tambahan makanan, yang sangat sering digunakan adalah pemanis dan perwarna
sintetik/pewarna
makanan kue. Pemanis sintetik
sering digunakan oleh produsen pada makanan/minuman jajanan. untuk mendapatkan
rasa yang lebih manis dengan harga yang murah dibandingkan pemanis alami (pewarna kue), yang pemakaiannya
menurut peraturan menteri kesehatan 208/ menkes/ per/ IV/ 85, hanya digunakan
pada penderita diabetes. Untuk
menghasilkan produk-produk Makanan yang bermutu harus menggunakan beberapa
jenis bahan tambahan makanan yang aman dikonsumsi dan telah diizinkan Depkes.
Tujuan penggunaan bahan tambahan makanan untuk mendapatkan mutu produk yang
optimal. Dalam hal ini penggunaan bahan tambahan makanan, tentunya tidak
terlepas dari aspek-aspek pemilihan atau penetapan, pembelian, aplikasi, cara
mendapatkannya, ketersediaan bahan
tambahan makanan dan peraturan pemerintah
mengenai bahan tambahan.
11 FD & C dyes telah diakui FDA : Biru
No 1, Biru No 2, hijau No 3, kuning No 5, Kuning No 6, Merah No 2, Merah No 3,
Merah No 6, Merah NNo 40, Orange B dan Merah Citrus No 2. Delapan mungkin
digunakan untuk makanan umum, sedangkan 3 terbatas untuk menggunakan spesifik:
FD dan C No 4 hanya untuk pewrana chery maraschino dalam jumlah tidak lebih
dari 150 ppm. Orange B hanya untuk mewarnai luar atau permukaan dari sosis yang
terbuat dari daging sapi dan saus dalam jumlah tidak lebih dari 150 ppm, merah
No 2 hanya untuk mewarnai kulit dari pada keseluruhan berat jeruk. (Weissler
1975)
Tabel perbedaan antara
zat pewarna sintetis dan alami
PEMBEDA
|
ZAT PEWARNA SINTETIS
|
ZAT
PEWARNA ALAMI
|
Warna
yang dihasilkan
|
Lebih
cerah (homogen)
|
Lebih
pudar
|
Variasi
warna
|
Banyak
|
Sedikit
|
Harga
|
Lebih
murah
|
Lebih
mahal
|
Ketersediaan
|
Tidak terbatas
|
Terbatas
|
Kestabilan
|
Stabil
|
Kurang
stabil
|
·
Pewarna yang aman sebagaimana tercantum
dalam Permenkes No.722/1988 adalah: 1) Pewarna alam yaitu Anato,
Beta-Apo-8′Karotenoat, Etil Beta-Apo-8′Karotenoet, Kantasantin, Karamel,Amonia
Sulfit Proses, Karamel, Karmin, Beta Karoten, Krorofil, Klorofil Tembaga
Komplex, Kurkumin, Riboflavin, Titanium Dioksida. 2) Pewarna sintetik
yaitu Biru Berlian, Coklat HT, Eritrosin, Hijau FCF, Hijau S, Indigotin, Karmoisin,
Kuning FCF, Kuning Kuinolin, Merah Alura, Ponceau 4 R dan Tartrazin.
·
Jenis pewarna yang dilarang untuk
makanan adalah: Auramine,
Alkanet, Butter Yellow, Black 7984, Burn Umber, Chrysoidine, Chrysoine S.
Citrus Red No.2, Chocolate Brown FB, Fast Red E. Fast Yellow, Guinea Green B,
Indanthrene Blue RS, Magenta, Metanil Yellow, Oil Orange SS, Oil Orange XO, Oil
Yellow AB, Oil Yellow OB, Orange G, Orange GGN, Orange RN, Orange and Orcein,
Ponceu 3 R, Ponceu SX, Ponceu 6 R, Rhodamin B, Sudan 1, Scartet GN dan Violet 6
B.
IV.
Alat dan Bahan
a.
Alat
No.
|
Alat
|
Jumlah
|
1
|
Kertas saring
|
1
|
2
|
Mangkuk
|
3
|
3
|
Ember
|
1
|
4
|
Lidi
|
6
|
b.
Bahan
No.
|
Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Air
|
Secukupnya
|
2
|
Tinta biru
|
1 tetes
|
3
|
Tinta merah
|
1 tetes
|
4
|
Tinta hitam
|
1 tetes
|
5
|
Saus bermerek
|
1 tetes
|
6
|
Saus jajanan 1
|
1 tetes
|
7
|
Saus jajanan 2
|
1 tetes
|
V.
Cara Kerja
1.
Di siapkan
kertas saring ukuran 20x20 cm
2.
Di ukur jarak
tiap sampel 3 cm
3.
Di teteskan tiap
sampel pada setiap jarak
4.
Di celupkan
kertas saring ke dalam ember yang berisi air
5.
Di amati
perubahan yang terjadi.
VI.
Hasil Pengamatan
Kromatografi Kertas
|
Keterangan: Urutan sampel dari kiri ke kanan (1
sampai 6)
|
No.
|
Sampel (Fasa diam)
|
Hasil Pengamatan
|
||
Kelarutan
|
Daya serap
|
Jarak gerak (Rf)
|
||
1.
|
Hitam (tinta printer)
|
besar
|
tinggi
|
2.5 cm
|
2.
|
Biru (tinta printer)
|
besar
|
tinggi
|
2.5 cm
|
3.
|
Merah (tinta printer)
|
besar
|
tinggi
|
2.5 cm
|
4.
|
Orange (saus bermerek)
|
kecil
|
rendah
|
-
|
5.
|
Merah (saus jajanan 1)
|
cukup besar
|
tinggi
|
2.5 cm
|
6.
|
Merah (saus jajanan 2)
|
cukup besar
|
tinggi
|
2 cm
|
VII.
Perhitungan
Menghitung
jarak gerak (Rf) pada setiap sampel.
1.
Tinta hitam
Rf = 
=
cm

=

= 2.5 cm
2.
Tinta biru
Rf = 
=
cm

=

= 2.5 cm
3.
Tinta merah
Rf = 
=
cm

=

= 2.5 cm
4.
Saus bermerek
tidak bergerak
5.
Saus jajanan 1
Rf = 
=
cm

=

= 2.5 cm
6.
Saus jajanan 2
Rf = 
=
cm

=

= 2 cm
VIII.
Pembahasan
Kromatografi
kertas merupakan salah satu teknik pemisahan komponen dalam sampel, di mana
komponen tersebut didistribusikan di antara dua fasa yaitu fasa diam dan fasa
gerak. Dalam percobaan ini, fase diam adalah kertas saring. Fase gerak adalah
pelarut. Sampel tinta diteteskan pada garis tengah pinsil pada selembar
kromatografi kertas. Beberapa pewarna larut dalam jumlah yang minimum dalam
pelarut.
Kromatografi
jenis ini memakai fasa diam cair dan fasa gerak cair
(asas partisi). Untuk pewarna makanan digolongkan berdasarkan kelarutannya
dalam air. Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dikelompokkan
menjadi dye dan lake. Dye merupakan zat pewarna makanan yang umum larut dalam air. Sedangkan lake merupakan gabungan antara zat
warna dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu. Karena sifatnya yang
tidak larut dalam air maka zat warna kelompok ini cocok untuk mewarnai produk-produk yang tidak boleh
terkena air atau produk yang mengandung lemak dan minyak.
Untuk pigmen tinta pada percobaan ini menggunakan tinta printer inkjet, tinta ini merupakan jenis
tinta dye yang memiliki sifat mudah larut dengan air atau non water resist. Partikel pewarna ini
ikut merembes masuk ke serat kertas
dan tinggal di permukaan serta menjadi lapisan pewarna yang mudah luntur dan tidak tahan cahaya. Jarak gerak (Rf) yang ditempuh oleh pewarna tinta
adalah 2.5 cm, jarak tersebut menunjukkan kelarutannya
terhadap pelarut (air) besar dan daya serapnya tinggi.
Untuk pigmen saus pada percobaan
ini, kami menggunakan saus bermerek dan saus jajanan (biasa untuk pentol dan
gorengan) agar kami dapat mengetahui perbedaan dari kedua jenis saus tersebut. Pada campuran saus, pigmen pewarna lake
dan dyes digunakan. Masing-masing menampilkan fungsi tertentu. Untuk saus bermerek bahannya adalah buah cabai dan tomat asli serta
ditambahkan pewarna orange B dalam jumlah tidak
lebih dari 150 ppm. Pewarna tersebut dikatagorikan aman dan sesuai
dengan Permenkes No.239/Menkes/per/V/1985. Pewarna
saus bermerek tidak menunjukkan jarak gerak dan hanya diam. Saus seperti ini
memiliki
kelarutan sangat kecil terhadap air dan daya serap rendah.
Pewarna yang digunakan untuk saus jajanan
memiliki warna yang sangat cerah. Namun di balik
kecerahannya warna saus tersebut, biasanya saus yang mereka gunakan
adalah saus
yang merupakan hasil olahan industri rumah tangga yang tidak terdaftar di
Depkes. Harganya memang murah karena bahan pembuatannya bukan dari buah cabai
asli melainkan sudah dicampur dengan bahan-bahan lain seperti ubi. Penambahan
berbagai bahan sebagai campuran dalam membuat saus sendiri sebenarnya sudah mengurangi
mutu saus tersebut. Apalagi
bila salah satu bahannya mengandung zat berbahaya, yang harus diwaspadai adalah penambahan
zat aditif seperti pewarna sintetik.
Penambahan zat pewarna dikarenakan ada tambahan bahan lain seperti ubi,
sehingga tidak mudah untuk mendapat warna merah alami. Untuk itu, dibutuhkan
zat pewarna merah seperti pewarna
erytrosin dan Rhodamin
B. Erytrosin adalah jenis pewarna yang sering digunakan dalam proses
produksi bahan makanan yang aman dan tercantum dalam Permenkes
No.722/1988. Bahaya erytrosin dapat
menimbulkan reaksi alergi pada pernafasan, hiperaktivitas pada anak, efek yang
kurang baik pada otak dan perilaku, serta meningkatkan sensitivitas pada
penyakit akibat virus. Rhodamin
B adalah
pewarna
sintetik yang digunakan pada
industri tekstil dan kertas. Rhodamin B berbentuk serbuk kristal merah keunguan
dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar. Zat itu sangat
berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata dan tertelan. Dampak
yang terjadi dapat berupa iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada kulit,
iritasi pada mata, iritasi saluran pencernaan dan bahaya kanker hati. Jika
tidak menggunakan pewarna-pewarna tersebut maka warnanya
akan berubah menjadi lebih pucat bahkan hampir tidak bisa di sebut ‘berwarna’
lagi. Hal ini berbahaya untuk kesehatan karena sifat racunnya akan mengendap di dalam tubuh. Jarak gerak
(Rf) yang ditempuh oleh pewarna saus jajanan adalah 2 cm, jarak tersebut
menunjukkan saus seperti ini memiliki kelarutan yang
cukup besar terhadap air dan
daya serap cukup tinggi.
Khusus
saus botolan, saus
yang baik berwarna merah cabai segar, tidak pucat atau bahkan cenderung
berwarna orange. Bila pucat dan berwarna merah kekuning-kuningan itu berarti
bukan berasal dari cabai asli melainkan sudah di tambah dengan bahan-bahan lain
serta menggunakan zat pewarna. Sedangkan saus
yang terbuat dari cabai asli sebenarnya sama sekali tidak memerlukan zat
pewarna. Biasanya, saus
yang bagus adalah yang bila dituang di atas piring tidak langsung jatuh ke
dalam piringnya melainkan agak lambat karena sedikit kental. Warna yang menggunakan
pewarna alami biasanya daya serap terhadap pelarut sangat lambat sehingga
kelarutan kecil. Warna
bahan makanan yang menggunakan bahan sintetik daya serapnya tinggi terlihat
dari penyebaran warna yang hampir sama mendekati dengan daya serap pada bahan pewarna
tinta.
IX.
Kesimpulan
1.
Kromatografi
kertas merupakan salah satu teknik pemisahan komponen dalam sampel, di mana komponen tersebut
didistribusikan di antara dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak.
2.
Asas pada kromatografi
kertas ini adalah asas partisi yaitu memakai
fasa diam cair dan fasa gerak cair.
3.
Pewarna sintetik
pada tinta memiliki kelarutan besar terhadap air dan daya serap tinggi, hal tersebut ditunjukkan
dengan jarak gerak (Rf) yang besar yaitu 2.5 cm.
4.
Pewarna alami
dan sintetik pada saus bermerek memiliki kelarutan kecil terhadap air dan daya serap rendah, tidak menunjukkan jarak
gerak dan hanya diam. Sedangkan pewarna sintetik pada saus jajanan memiliki
kelarutan cukup besar terhadap air dan
daya serap tinggi, hal tersebut ditunjukkan dengan jarak gerak (Rf) yang
besar yaitu 2 samapi 2.5 cm.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,
Nur dan Anis Saati. 2006. Membuat Pewarna
Alami. Surabaya: Trubus Agrisarana
Saparinto, C dan Hidayati, D. 2006. Bahan
Tambahan Pangan. Yogjakarta: Kanisius
Yuliarti,
Nurhati. 2007. Awas! Bahaya di Balik
Lezatnya Makanan. Yogjakarta: Andi
![]() |
makasih yah kak udah share
BalasHapuscall centre axis