I.
Judul
Percobaan : PEMBUKTIAN ASAM-BASA DAN UNSUR HARA PADA
ABU TANAMAN
II.
Tujuan
Percobaan :
1.
Untuk mengidentifikasikan sifat air abu tanaman
2.
Untuk mengidentifikasikan unsur hara pada abu tanaman
III.
Dasar Teori :
Pembentukan Konsep Asam Basa
Kimia asam basa menjadi inti kimia sejak dari zaman kuno sampai zaman
modern kini, dan memang sebagian besar kimia yang dilakukan di laboratorium di
zaman dulu adalah kimia asam basa. Ketika kimia mulai menguat di bidang studi
teoritisnya di akhir abad ke-19, topik pertama yang ditangani adalah kimia asam
basa. Akibat dari serangan teoritis ini, kimia menjadi studi yang sangat
kuantitatif.
Satu-satunya asam yang
diketahui alkimia di zaman dulu adalah asam asetat yang tak murni, dan basa
yang dapat mereka gunakan adalah kalium karbonat kasar yang didapatkan dari abu
tanaman.
A.
Asam
Rasa asam menunjukkan bahwa suatu
bahan mengandung asam. Kata asam (acid) berasal
dari bahasa Latin acidus yang
berarti rasa asam. Sejak ratusan tahun yang lalu, para ahli kimia telah
berhasil memisahkan berbagai jenis asam dari sumber alami (tumbuhan dan hewan).
Mereka menamainya sebagai asam-asam organik. Ketika
ilmu kimia semakin berkembang, para ahli dapat membuat asam sulfat, asam
klorida, asam nitrat dan berbagai asam lainnnya dari bahan mineral. Mereka
menamainya sebagai asam-asam mineral.
Asam-asam mineral tersebut
dikenal, setelah dikemukankannya definisi asam dari Arrhenius. Menurut Arrhenius,
suatu atom unsur penyusun senyawa kimia yang berinteraksi dengan atom unsur
lainnya dapat kehilangan sejumlah elektron atau memperoleh sejumlah elektron.
Atom unsur yang kehilangan elektron akan bermuatan positif. Sedangkan atom unsur
yang mendapat tambahan elektron akan bermuatan negatif. Unsur yang bermuatan
listrik positif atau negatif tersebut dinamakan ion. Contoh ion antara lain
adalah ion hidrogen (H+), ion natrium (Na+), ion klorida (Cl-),
ion hidroksida (OH-), dan lain-lain. Dengan demikian, pengertian
asam menurut Arrhenius adalah sebagai
berikut:
“Asam adalah zat yang jika
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+)”
Berdasarkan
pengertian asam menurut Arrhenius tersebut, maka ketika suatu senyawa asam di
larutkan ke dalam air akan terbentuk ion hidrogen (H+) dan ion
negatif menurut reaksi sebagai berikut:
Asam → H++ ion negatif
Secara umum, asam mineral bereaksi
lebih hebat daripada asam-asam organik. Mereka menamai asam mineral itu sebagai
asam kuat, sedangkan asam-asam organik sebagai asam lemah. Larutan asam dapat
encer atau pekat. Larutan encer mengandung hanya sedikit asam, sedangkan larutan
pekat mengandung banyak asam. Beberapa contoh asam
:
Contoh asam lemah
|
Terdapat/Digunakan
|
Asam askorbat (C6H8O6)
|
Dalam buah-buahan; disebut juga
vitamin C
|
Asam karbonat (H2CO3)
|
Dalam minuman bersoda (misal: Coca
Cola, Fanta, Sprite, Pepsi)
|
Asam sitrat (C6H8O7)
|
Dalam buah jeruk dan lemon
|
Asam asetat (CH3COOH )
|
Dalam cuka makan
|
Asam laktat CH3CH(OH)COOH
|
Dalam susu basi (yoghurt)
|
Asam salisilat
C6H4C(OH)(COOH) |
Dalam aspirin
|
Contoh asam kuat
|
Terdapat/Digunakan
|
Asam klorida (HCl)
|
Dalam getah lambung dan
dalampenyepuhan sebagai pembersih permukaan logam
|
Asam nitrat (H2N03)
|
Pembuatan pupuk dan bahan peledak
|
Asam fosfat (H3PO4)
|
Pembuatan cat antikarat dan
pembuatan bahan pupuk
|
Asam sulfat (H2SO4)
|
Aki (accu) dan bahan pembuatan pupuk
|
Sifat-sifat asam
o
Dapat bereaksi dengan senyawa karbonat
menghasilkan zat lain, gas karbon dioksida dan air. Sebagai contoh, reaksi
antara kalsium karbonat dengan larutan asam klorida. Pada reaksi ini terbentuk
senyawa kalsium klorida.
o
Dapat bereaksi dengan oksida logam menghasilkan
zat lain dan air. Sebagai contoh, reaksi antara asam sulfat dengan tembaga
oksida. Pada reaksi tersebut, zat biasanya dipanaskan untuk mempercepat reaksi.
Zat lain yang terbentuk adalah tembaga sulfat. Pembentukkan tembaga sulfat ini
dapat diamati dari timbulnya warna biru pada larutan.
o
Terasa menyengat bila disentuh,
terutama bila asamnya asam kuat.
o
Walaupun tidak selalu ionik, merupakan
elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik.
B.
Basa
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia,
asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika
zat asam menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka
dalam hal ini basa mempunyai arti sebagai berikut.
“Basa adalah
zat yang jika di larutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH-)”
Berdasarkan pengertian basa di
atas, maka ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan
terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut.
Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat satu
elektron saat dimasukkan ke dalam air.
Basa→ ion
positif + OH-
Contoh:
Natrium hidroksida(NaOH) → Na+
+ OH-
Amonium hidroksida (NH4OH) →NH4+ + OH-
Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) →Ca2+ + 2OH-
Amonium hidroksida (NH4OH) →NH4+ + OH-
Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) →Ca2+ + 2OH-
Basa umumnya digunakan dalam pembuatan bahan pembersih, misalnya sabun,
pembersih lantai, dan pasta gigi. Basa terasa licin bila terkena kulit. Basa
terbagi menjadi dua jenis, yaitu basa lemah & basa kuat.
Contoh basa
|
Terdapat dalam
|
Kuat/Lemah
|
Amonia (NH3)
|
Bahan pemutih,
pembuatan pupuk
|
Lemah
|
Kalsium hidroksida
Ca(OH)2 |
Obat untuk
mengurangi tingkat keasaman tanah
|
Kuat
|
Kalsium oksida
(CaO)
|
Bahan pembuatan
semen & beton
|
Kuat
|
Magnesium
hidroksida
Mg(OH)2 |
Tablet untuk
mengurangi asam lambung (sakit maag)
|
Kuat
|
Natrium hidroksida
(NaOH)
|
Bahan pembersih
oven dan bahan pembuatan sabun
|
Kuat
|
Sifat-sifat Basa
Seperti halnya senyawa asam, senyawa basa juga berupa zat cair dan
gas. Beberapa senyawa basa juga di manfaatkan oleh manusia, tetapi ada juga yang
berbahaya dan beracun. Oleh karena itu, kita juga sebaiknya mengenal
sifat-sifat senyawa basa. Secara umum, sifat senyawa basa atau bahan-bahan yang
mengandung basa mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
o Mempunyai rasa yang pahit atau getir.
o Dapat mengubah warna zat lain, seperti lakmus, sari bunga sepatu, sari kol
merah, dan lain-lain. Akan tetapi, perubahan warna yang diakibatkan oleh
senyawa basa berbeda dengan perubahan warna yang di akibatkan oleh senyawa
asam.
o Bersifat kaustik khususnya untuk basa-basa kuat, artinya dapat merusak
kulit kita. Basa kuat seperti natrium hidroksida akan terasa perih jika
mengenai kulit.
o Menetralkan sifat asam.
o Terasa licin di tangan. Hal ini karena basa (khususnya basa kuat) dapat
bereaksi dengan lemak pada kulit dan membentuk lapisan sabun.
C.
Indikator
Asam-Basa
Indikator
asam basa adalah zat yang memberi warna berbeda dalam
lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang
warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam
maupun senyawa basa).
Indikator
alami memiliki pigmen warna sehingga
ketika diekstrak akan menghasilkan warna tertentu. Warna inilah yang dapat
menentukan sifat suatu zat dalam kondisi pH yang berbeda. Beberapa
contoh indikator alami:
1.
Tela ungu
Dengan menggunakan ekstrak tela ungu
sebagai indikator maka diperoleh sifat larutan yang
ditunjukkan dengan warna antara lain sebagai berikut:
a. Asam
kuat berwarna merah.
b. Asam
lemah berwarna merah muda.
c. Basa
kuat berwarna hijau kekuningan.
d. Basa lemah
berwarna hijau.
2.
Kunyit
Dengan menggunakan ekstrak kunyit
sebagai indikator maka diperoleh sifat larutan yang
ditunjukkan dengan warna antara lain sebagai berikut:
a. Asam
kuat berwarna kuning muda.
b. Asam
lemah berwarna kuning.
c. Basa
kuat berwarna kuning kecoklatan.
d. Basa
lemah berwarna jingga.
LOGAM
ALKALI
Atom-atom logam alkali mempunyai satu elekrton pada kulit terluarnya. Dalam
sistem periodik unsur terletak pada golongan IA. Alkali berasal dari bahasa
arab kali yang berarti abu. Dinamakan alkali karena dapat membentuk basa
kuat. Logam alkali terdiri atas enam unsuryaitu litium (Li), natrium (Na),
kalium (K), rubidium (Rb), cesium (Cs), dan frasium (Fr). Unsur logam alkali
tidak terdapat bebas di alam melainkan dalam bentuk senyawanya.
UNSUR
|
3Li
|
11Na
|
19K
|
37Rb
|
55Cs
|
87Fr
|
1. Konfigurasi elektron
|
[G] ns1
|
|||||
2. Massa atom
|
|
|||||
3. Jari-jari atom (n.m)
|
||||||
4. Keelektronegatifan
|
Rendah (antara 0.7 - 1.0)
Di atas suhu kamar (antara 28.7o
- 180.5o)
|
|||||
5. Suhu lebur (oC)
|
||||||
6. Energi ionisasi (kJ/mol)
|
Antara 376 - 519 |
|||||
7. Potensial oksidasi (volt)
|
Positif, antara 2.71 - 3.02 (reduktor) |
|||||
8. Bilangan oksidasi
|
+1
|
+1
|
+1
|
+1
|
+1
|
+1
|
Catatan : [G] = unsur-unsur gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn) n = nomor perioda (2, 3, 4, 5, 6, 7) → = makin besar sesuai dengan arah panah |
Reaksi-Reaksi Logam Alkali
UNSUR
|
Li
|
Na
|
K
|
Rb dan Cs
|
a.Dengan udara/oksigen
|
Perlahan-lahan terjadi Li2O
|
Cepat terjadi Na2O dan Na2O2
|
Cepat terjadi K2O
|
Terbakar terjadi Rb2O dan Cs2O
|
b. Dengan air
2L + 2H2O → 2LOH + H2 |
(makin hebat
reaksinya sesuai dengan arah panah)
|
|||
c. Dengan asam kuat
2L + 2H+ → 2L+ + H2 |
||||
d. Dengan halogen
2L + X2 → 2LH |
||||
WARNA NYALA API
|
Merah
|
Kuning atau
oranye/jingga
|
Ungu (pink
kebiruan)
|
biru kemerahan dan
biru
|
Garam atau basa yang sukar larut
dalam air
|
CO32+
OH- , PO43- |
-
|
ClO4- dan
[ Co(NO2)6 ]3- |
Warna Nyala Logam Alkali
Setiap atom jika diberi
energy akan mengalami perubahan kedudukan electron atau dengan kata lain akan
tereksitasi dan memancarkan energy radiasi elektromagnetik untuk kembali ke tingkat dasar (keadaan stabil).
Untuk mengetahui warna nyala dari logam-logam alkali dan alkali tanah yang terbilang reaktif, maka dapat dilakukan dengan mengeksitasikan unsur-unsur logam tersebut. hal ini dapat dilakukan dengan cara membakar (uji nyala) senyawa-senyawanya.
Untuk mengetahui warna nyala dari logam-logam alkali dan alkali tanah yang terbilang reaktif, maka dapat dilakukan dengan mengeksitasikan unsur-unsur logam tersebut. hal ini dapat dilakukan dengan cara membakar (uji nyala) senyawa-senyawanya.
Salah satu ciri khas dari
logam alkali adalah memiliki spektrum emisi. Sprektum ini dihasilkan bila
larutan garamnya dipanaskan dalam nyala Bunsen atau dengan mengalirkan
muatan listrik pada uapnya. Ketika atom diberi energi (dipanaskan) elektronnya
akan tereksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Ketika energi itu dihentikan,
maka elektronnya akan kembali lagi ke tingkat dasar sehingga memancarkan energi
radiasi elektromagnetik.
Menurut Neils Bohr, besarnya
energi yang dipancarkan oleh setiap atom jumlahnya tertentu (terkuantitas)
dalam bentuk spektrum emisi. Sebagian anggota spektrum terletak di daerah sinar
tampak sehingga akan memberikan warna-warna yang jelas dan
khas untuk setiap atom.
Warna-warna yang ada pada
tabel tersebut hanya merupakan panduan. Hampir setiap orang yang melakukan uji
nyala berbeda dalam mengamati dan menjelaskan warna yang terjadi. Sebagai
contoh, beberapa orang menggunakan kata "merah" beberapa kali untuk
menunjukkan beberapa warna yang bisa sangat berbeda satu sama lain. Disamping
itu, ada juga yang menggunakan kata seperti "merah padam" atau
"merah tua" atau "merah gelap", tapi tidak semua orang
mengetahui perbedaan antara kata-kata yang dipakai untuk menunjukkan warna ini.
IV.
Alat dan
Bahan :
a.
Alat
Alat
|
Ukuran
|
Jumlah
|
Kaleng
|
|
1 buah
|
Gelas kimia
|
a. 50 ml
b. 200 ml
|
2 buah
2 buah
|
Spatula
|
|
1 buah
|
Lumpang
|
|
2 buah
|
Alu
|
|
1 buah
|
Tabung
reaksi
|
|
4 buah
|
Corong
|
|
1 buah
|
Plat tetes
|
|
1 buah
|
Gelas ukur
|
a. 10 ml
b.
50 ml
|
1 buah
|
b.
Bahan
Bahan
(ekstraksi)
|
Jumlah (ml)
|
Jumlah(tetes)
|
Bunga Karamunting
|
4
|
8
|
Kunyit
|
4
|
8
|
Abu tanaman
|
4
|
8
|
Kapur sirih
|
4
|
12
|
Cuka
|
4
|
12
|
Air galon
|
4
|
12
|
V.
Cara Kerja :
1.
Membakar sampah organik (serpihan kayu) sampai menjadi
abu
2.
Memasukkan abu hasil pembakaran dalam wadah kaleng
3.
Mencampurkan abu dengan air dengan perbandingan 1:2
4.
Mengendapkan larutan selama 1 malam
5.
Menyaring filtrat dengan endapannya, kemudian menguji
dengan indikator alami seperti bunga karamunting, kembang sepatu, dan kunyit
6.
Amati warnanya dan tentukan sifat filtrat abu tersebut
7.
Sebagai perbandingan untuk menentukan sifat larutan,
dapat dibuat dengan membuat larutan asam (cuka), larutan basa (air kapur), dan
larutan netral (air galon)
8.
Filtrat yang masih tersisa kemudian diuapkan, jika
terdapat endapan, lakukan uji nyala dengan cara membakar endapan, amati warna
pembakaran.
VI.
Hasil
Pengamatan :
a.
Air abu
Yang di uji
|
Warna yang di hasilkan
|
Air Abu + Bunga Karamunting
|
Coklat
|
Air Abu + Kembang sepatu
|
Ungu
|
Air Abu + Kunyit
|
Kuning
pudar
|
b.
Air cuka
Yang di uji
|
Warna yang di hasilkan
|
Cuka
+ bunga karamunting
|
Merah muda
|
Cuka
+ Kembang sepatu
|
Merah terang
|
Cuka + Kunyit
|
Kuning terang
|
c.
Air kapur
Yang di uji
|
Warna yang di hasillkan
|
Air
Kapur + bunga karamunting
|
Hijau lumut
|
Air
Kapur + kembang Sepatu
|
Hijau tua (daun)
|
Air
Kapur + Kunyit
|
Coklat tua
|
VII.
Pembahasan
1.
Sifat Air Abu Tanaman
Pada percobaan kali ini , dilakukan
uji asam-basa dengan indikator alami untuk mengetahui sifat abu tanaman. Dengan
cara mencampurkan air abu tanaman yang di uji dengan indikator alami (kunyit,
kembang sepatu dan
bunga karamunting). Sebagai pembanding di campurkan juga air abu tanaman dengan
air cuka (asam) , air kapur (basa) dan air galon (netral).
Warna yang terlihat adalah:
Gambar. Warna masing-masing air abu
Warna air abu yang ditambahkan bunga karamunting adalah
coklat, air abu ditambahkan kembang sepatu adalah ungu, dan air abu ditambahkan
kunyit adalah kuning pudar. Untuk warna air cuka ditambahkan bunga karamunting
adalah merah muda, air cuka ditambahkan kembang sepatu adalah merah terang, dan
air cuka ditambahkan kunyit adalah kuning terang. Sedangkan untuk air kapur
ditambahkan bunga karamuntung adalah hijau lumut, air kapur ditambahkan kembang
sepatu adalah hijau tua , dan air kapur ditambahkan kunyit adalah coklat tua.
Berdasarkan pengamatan warna masing-masing air abu dengan indikator alami
mendekati warna air abu dengan air kapur (basa). Sehingga dapat dilihat bahwa sifat air abu adalah basa.
2.
Unsur Hara Pada Abu Tanaman
Berdasarkan langkah kerja terakhir, filtrat yang masih tersisa diuapkan
dan diperoleh endapan yang kemudian kami uji nyala dengan cara membakar
endapan, warna api yang terlihat adalah kuning dan terdapat sedikit percikan.
Hal tersebut dikarenakan abu tanaman mengandung natrium (logam alkali golongan IA)
dan karbon.
Logam alkali memiliki sifat sangat reaktif. Logam alkali
mempunyai spektrum emisi warna. Karena itulah ketika abu tanaman yang
mengandung karbon dan logam alkali ketika dipanaskan di atas nyala api, maka
akan tampak warna kuning.
Gambar. Warna nyala abu tanaman
Sebagai pembuktian jika
logam alkali mempunyai spektrum emisi warna yang khas untuk setiap logamnya
maka kami lakukan percobaan tambahan dengan melakukan uji nyala garam dapur
atau NaCl di atas api kompor. Unsur Na yang berasal dari NaCl
merupakan logam alkali yang memiliki sifat karakteristik warna nyala , ketika
NaCl (garam dapur) di panaskan di atas nyala api warna api “kuning”. Hal ini di
karenakan struktur atom Na tersusun dari inti yang dikelilingi oleh-oleh
elektron-elektron. Elektron-elektron berada pada keadaan diskrit. Apabila atom
Na di panaskan, elektron dapat tereksitasi atau pindah ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Sewaktu pemanasan berhenti elektron tersebut kembali ke tingkat energi
awal di sertai pancaran cahaya dalam bentuk foton atau paket energi dengan
frekuensi atau panjang gelombang tertentu.
Dapat dilihat bahwa warna nyala yang diberikan
logam dalam bentuk senyawa sama dengan warna nyala loga dalam bentuk unsur. Hal
tersebut dapat dipahami dari uji
nyala senyawa NaCl. Meski dalam fasa padat senyawa NaCl tersusun dari ion-ion
Na+ dan Cl- , namun pada suhu tinggi akan menjadi atom Na
dan Cl. Elektron elektron pada Na ini akan tereksitasi dan kembali ke tingkat energi awalnya dengan memancarkan cahaya
dengan warna yang khas untuk logam Na.
Gambar. Warna nyala
NaCl
VIII.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ini dapat disimpulkan, di
antaranya:
1.
Warna masing-masing air abu dengan indikator alami mendekati
warna air abu dengan air kapur (basa). Maka sifat air abu adalah basa.
2.
Unsur hara pada abu tanaman adalah natrium (logam alkali golongan IA) dan karbon. Hal tersebut
terbukti dengan nyala api abu tanaman berwarna kuning dan terdapat sedikit
percikan.
Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2003. General Chemistry: The Essential Concepts.
Erlangga: Jakarta
Petrucci, Ralph
H.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern
Jilid 2. Erlangga: Jakarta.
Syukri S, 1999. Kimia Dasar 2. ITB:
Bandung
ijin copy yah kak
BalasHapusupgrade kartu axis